Bagi
saya dan keluarga, keinginan untuk menunaikan ibadah haji sejak beberapa tahun
terakhir sudah menjadi impian yang begitu
kuat namun masih saja terasa mengawang. Meskipun sudah ada niat untuk mendaftar
haji reguler pada tahun 2014 ini, namun masa tunggu yang begitu panjang (l.k.
12 tahun) membuat kami kembali mempertimbangkan untuk mendapatkan program yang
lebih singkat, dan satu-satunyanya cara adalah mendaftar ONH Plus. Akan tetapi dengan
menimbang situasi finansial kami sekarang, rasanya itupun juga terasa berat untuk saat ini. Selama dua
tahun terakhir ini banyak beban finansial yang harus ditunaikan, serta berbagai
masalah internal keluarga yang muncul tahun ini tercatat begitu menyita
pemikiran pula. Akan tetapi, justru hal itu pulalah yang membuat kami semakin
memerlukan wahana untuk lebih bertaqarrub kepada Sang Khaliq, dan tentu,
menunaikan ibadah haji adalah salah satu ibadah wajib yang paling tepat untuk
tujuan taqarrub itu.
Beberapa
hari sebelum Ramadhan 2014, secara kebetulan dan (pastinya) atas kehendak Allah
SWT, salah seorang sahabat alumni
Jami’ah Umm Quro Makkah, tiba-tiba meminta saya mempersiapkan dokumen berupa fotocopy
paspor dan Curiculum Vitae (CV) untuk Kedutaan
Saudi Arabia di Jakarta. Menurutnya, dukumen itu untuk melengkapi administrasi
calon jemaah haji dan pembuatan visa untuk pemberangkatan haji 2014 atas
undangan Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud. Subhanallah!,...meski
setengah percaya terhadap apa yang disampaikan, saya tetap mempersiapkan
dokumen-dokumen tersebut.
Beberapa
waktupun berlalu ; hingga akhir Ramadhan, Syawal, bahkan hingga awal Zulqai’dah,
info tentang kemungkinan berangkat haji itu seperti hilang begitu saja. Masih
saja belum ada kabar apa-apa tentang kelanjutannya, bahkan, saya hampir
memastikan, bahwa itu hanyalah harapan kosong yang mungkin belum perlu masuk
ruang agenda saya tahun ini, dan karena itu pula saya sengaja tidak memberitahu
siapa-siapa, termasuk anggota keluarga sendiri.
Pada
minggu pertama Zulqa’idah saya mendapat pesan (sms) yang meminta agar saya mengirimkan
Passport asli dan Kartu Kuning (vaksin mininginitis) ke Kedutaan Besar Saudi
Arabia melalui Atase Keagamaan di Jakarta. Dengan pesan ini, keyakinan sayapun
mulai sedikit menguat menjadi 75 persen, namun saya juga masih belum berani
untuk memberitahu keluarga besar, karena menurut informasi yang saya dapat,
bahwa itu juga belum dapat menjadi alasan bahwa saya pasti akan diberangkatkan,
meskipun hati kecil ini tetap berharap bisa melaksanakan ibadah haji dengan
undangan Raja Saudi ini. Untuk Itulah, diam-diam saya mempersiapkan diri dengan
manasik privat, perlengkapan ihram serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk
di tanah suci nantinya.
Pada
tanggal 25 Zulqa’idah (20 September 2014) atau tidak sampai dua minggu sebelum
pelaksanaan haji ‘Arafah, barulah saya mendapat telepon langsung dari
salah seorang pejabat Atase Keagamaan
Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta yang memberitahukan bahwa saya bersama
tamu-tamu kerajaan lainnya akan diberangkatkan dari Jakarta tanggal 25
September 2014 untuk menunaikan ibadah Haji di Mekkah tahun ini (1435 H.). Diinformasikan
juga bahwa pelepasan jamaah calon haji undangan khusus Raja ini akan
dilaksanakan di rumah kediaman Duta Besar Saudi Arabia (jalan Teuku Umar
Jakarta Pusat), pada Kamis 25 September jam 07.00 pagi, dan semua undangan diharapkan
telah membawa serta semua perlengkapan pribadi seperlunya untuk perjalanan haji,
segala puji bagi Allah Rabb al-‘alamiin…haza min fadhly Rabby!. Dengan telepon terakhir ini sontak
keyakinan saya meningkat menjadi 95 persen. Artinya masih saja tersisa 5 persen
untuk kemungkinan gagal, karena hingga detik itu saya belum memiliki pegangan
tertulis apapun yang menyatakan bahwa pihak kedutaan memang akan
memberangkatkan saya, kecuali pemberitahuan lisan dari pihak Atase Keagamaan
yang orangnya secara pribadi bahkan belum saya kenal sama sekali (Bapak
Noorman).
Dengan
pemberitahuan ini, dan bagaimanapun rasa kekurangyakinan saya itu masih
tersisa, namun saya harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke Jakarta,
paling lambat tanggal 24 September sore, dan saya segera mempersiapkan diri
sebaik-baik mungkin untuk itu, meski waktu sangat sempit untuk mempersiapkan
sebuah perjalanan spritual yang sangat bersejarah dalam hidup saya. Saya
sengaja membooking hotel yang lebih dekat dengan rumah kediaman Duta Besar
Saudi di jalan Teuku Umar Jakarta untuk
satu malam agar tidak terlambat untuk pagi-pagi sekali berada di sana dengan
semua persiapan keberangkatan ke tanah suci.
Berbekal
pemberitahuan lewat telepon itu, maka tanggal 24 September 2014 saya berangkat
ke Jakarta dengan tanpa ragu sambil mempersiapkan mental untuk kemungkinan
gagal berangkat haji. Oleh karenanya, suasana keberangkatan ini sengaja tidak
dibuat istimewa dan monumental seperti layaknya orang-orang pergi berangkat
Haji, apalagi pula tanpa diawali dengan walimatus
safar dalam rangka syukuran atau
apalah namanya. Saya ke bandara dengan
hanya diantar oleh keluarga kecil, istri, mantu, cucu, dan salah seorang adik ipar,
keberangkatan yang tidak lebih dari keberangkatan yang sangat biasa. Meskipun
sebelumnya semua keluarga inti saya ; istri, orang tua, anak-anak, mantu dan
saudara-saudara yang lain sudah diberitahu tentang hal ini, namun hanya sebatas
pengetahuan tentang kemungkinan, belum sebuah kepastian. Hal itu ternyata tak
mengurangi antusiasme mereka untuk memberikan support dengan cara mereka
masing-masing, meski saat keberangkatan ini, anak-anak saya tidak dapat ikut
mengantarkan, namun terasa ada nuansa keharuan tersendiri dengan keadaan yang
tidak lazim seperti ini.
Tepat jam 07.00 pagi tanggal 25 September 2014 saya sudah
berada di depan rumah Duta Besar Saudi Arabia. Pagi ini sudah ada beberapa
orang calon undangan lain yang datang dari berbagai daerah. Di pintu pagar
sudah ada kesibukan para petugas dan para tamu yang sedang menelusuri sebuah
daftar dan mencari nama masing-masing untuk memastikan bahwa mereka terdaftar.
Ada kekhawatiran di hati ini, jangan-jangan justru nama saya tidak tercantum di
daftar itu, sebagaimana juga kekhawatiran yang dirasakan oleh tamu-tamu yang
lainnya. Kekhawatiran ini lebih-lebih dirasakan oleh tamu-tamu yang
‘keberangkatan’ mereka saat ini diantar oleh sanak keluarga. Tidak bisa
dibayangkan, kalau saja mereka tidak jadi diberangkatkan. Namun, sekali lagi alhamdulillah,
nama saya memang ada didaftar itu. Ini artinya, saya akan berangkat ke tanah
suci untuk menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Arab Saudi, alhamdulillahi
Rabb al-‘aalamiin, haza min fadhli Rabby!. Satu persatu tamu yang terdaftar diberikan ID
Card dan dipersilakan memasuki halaman Duta Besar, untuk kemudian masuk ke
dalam rumah. Meskipun saya dan para tamu lainnya tidak saling kenal pada
awalnya, namun pagi ini serasa mendadak muncul keakraban tersendiri. Selesai
temu ramah, upacara pelepasan calon haji undangan Raja Arab Saudi inipun
dimulai dengan sambutan oleh Bapak Dr. Ibrahim Al Nughaimsy (Atase Agama
Kedutaan Arab Saudi) dilanjutkan dengan pelepasan secara resmi oleh Duta Besar
Arab Saudi Bapak Syekh Musthafa Ibrahim Al-Mubarak. Acara, yang tentu saja
dilengkapi dengan jamuan ala Arab Saudi, ini kemudian diakhiri dengan
penyerahan pakaian ihram yang telah disediakan secara cuma-cuma untuk
masing-masing tamu undangan yang akan diberangkatkan.
Pada
jam 10.30 acarapun selesai, dan kami berangkat menuju bis yang akan membawa
kami menuju Bandara Soekarno-Hatta, sementara bagasi bawaan sudah terlebih
dahulu diurus oleh panitia dengan menggunakan mobil box tersendiri. Ada
kelegaan yang saya rasakan selama di perjalanan menuju Bandara. Semua keragu-raguan
akan kemungkinan tidak jadi berangkat menjadi sirna, yang ada hanyalah
kesyukuran dan kesyukuran atas semua karunia yang telah ditentukan Allah SWT
ini. Semogalah perjalanan ini diredhaiNya dan senantiasa diberi kekuatan dan
kesehatan hingga dapat menjalankan semua syarat dan rukun haji sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW. dan kembali ke tanah air dengan selamat.
Di
terminal 2B Bandara Soekarno Hatta, panitia pemberangkatan membagikan tiket
masing-masing dan mengembalikan Passport asli beserta Kartu Kuning yang
beberapa waktu yang lalu dikirimkan. Kami mengira setelah passport
dikembalikan, semua urusan keberangkatan seperti bagasi, imigrasi, airport tax
dan lain-lain, selanjutnya akan diurus oleh masing-masing, namun ternyata semua
itu juga sudah diuruskan oleh panitia yang ditunjuk, kami dengan tentengan
tangan masing-masing langsung menuju imigrasi tanpa terlebih dahulu harus check
in di kounter untuk kemudian masuk ke ruang tunggu.
Pada
jam 13.05 semua jamaah undangan khusus Kerajaan ini berangkat ke Jeddah dengan
menggunakan maskapai penerbangan SaudiAirlines. Sebelum tinggal landas, kepada
kami diberitahukan bahwa pesawat akan langsung menuju Jeddah dan akan menempuh
perjalanan selama 10 jam tanpa transit. Daerah miqat akan dilewati di
atas pesawat, karenanya, kepada kami diharuskan menyiapkan pakaian ihram yg
sudah disediakan untuk dipakai di atas pesawat beberapa menit sebelum mendarat
di Jeddah, tepatnya di atas wilayah Qarnul manazil (Yalamlam).
Sekitar l.k. jam 10 malam pada jam saya (atau jam 06.00 sore WSA), kami jamaah
penumpang SaudiAirline diberitahu lewat monitor masing-masing agar bersiap-siap
mengganti pakaian dengan pakaian ihram, karena beberapa menit lagi pesawat akan
memasuki wilayah miqat. Saya dan semua jamaah penumpang bersegera
memakai pakaian ihram. Berhubung mushalla di atas pesawat luasnya terbatas,
begitu juga tempat wudhu’, maka pergantian pakaian ini dilakukan secara
bergantian.
Setelah semua selesai mengganti
pakaian, kemudian masing-masing melafazhkan niat ‘umrah (labbaika allahumma
‘umratan), dan segera setelah itu berkumandanglah talbiyah di dalam kabin
pesawat. Seiring lantunan talbiyah yang kian terasa sendu, hatikupun
terasa luruh, membayangkan karunia Allah yang saat ini aku terima, hingga
akhirnya aku dapat mengunjungi Baitullah tahun ini untuk menunaikan rukun Islam
yang kelima, tanpa harus menunggu beberapa tahun …. aku penuhi panggilanMU
ya Allah, aku penuhi panggilanMU…. terasa begitu bergetar karena panggilan itu
benar-benar saya rasakan dalam anugerah undangan khusus ini......... (baca lanjutannya.... klik di sini)
© Irhash A. Shamad
© Irhash A. Shamad
+ comments + 7 comments
السلام عليكم
Syukur alhamdulillah bisa berangkat Haji dengan Undangan Raja Saudi .....betapa nikmatnya ......
assalamu 'alaikum, gimana tuh pak caranya biar dapet undagan raja Salman,,#rindubaitullah
Assalamualaikum Pak Irhash, salam kenal seru sekali ceritanya semoga menjadi pengobat rindu bagi kita yang merindukan baitullah.
masya Allah bapak...
saya jadi pengen..
kalau boleh tau, bagaimana awal mulanya bapak bisa memperoleh haji jalur undangan raja?
terima kasih.
doakan saya bapak, semoga saya bisa haji secepatnya...
aamiin.
terima kasih banyak
masya Allah bapak...
saya jadi pengen tau caranya.
kalai boleh tau, bagaimana awal mula bisa memperoleh haji jalur undangan raja arab?
doakan saya bapak agar bisa haji secepatnya...
aamiin.
terima kasih banyak.
wa'alaikumussalaam....terima kasih sudah mampir
Posting Komentar