Puasa hari kedua puluh empat :
Menyambut lebaran dengan suasana yang “serba baru” seperti menjadi keharusan,
padahal sesungguhnya di balik itu ada “kompetisi sosial” yang tidak dinyatakan.
Apakah keikhlasan ramadhan akan tergadaikan hanya karena masalah remeh temeh
untuk memenangkan kompetisi yang tidak nyata itu? atau sanggupkah kita memaknai
‘ied sebagai kembali ke keadaan fitrah yang semestinya disambut dengan
kesederhanaan? ©Irhash-quotes 240811
Posting Komentar